Banjir di DKI Jakarta 2021 Ditanggapi Oleh Anies dan Bima Arya

Sumber : medan.tribunnews.com

Banjir di DKI Jakarta 2021 Ditanggapi Oleh Anies dan Bima Arya – Banjir merupakan kejadian alam, biasanya daerah atau lahan kering terendam air. Secara sederhana, banjir dapat diartikan sebagai sejumlah besar air yang meluap ke lahan yang biasanya kering.

Banjir di DKI Jakarta 2021 Ditanggapi Oleh Anies dan Bima Arya

Sumber : medan.tribunnews.com

nbcaugusta – Ada banyak penyebab terjadinya banjir, seperti curah hujan yang berlebihan, banjir sungai, sungai, danau atau lautan, dikutip dari kompas.com banjir jakarta terlalu berbahaya karena dapat menghancurkan seluruh kota, pesisir pantai, atau wilayah, dan sebabkan kerusakan yang sangat luas.

Banjir juga bersifat sangat erosif dan dapat merusak. Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” (KBBI), banjir adalah banjir dan terkadang banjir (sekitar beberapa kali, dsb). Banjir juga dapat dijelaskan sebagai peristiwa di mana tanah tenggelam (biasanya kering) karena volume air yang meningkat.

Banjir adalah tahap air tinggi di mana air meluap dari tepi sungai alami atau buatan ke tanah yang biasanya kering. Banjir merupakan peristiwa alam atau kejadian alam dimana sebidang tanah atau suatu kawasan yang biasanya merupakan lahan kering tiba-tiba terendam air akibat peningkatan volume air.

Banjir terjadi pada interval yang tidak teratur dan bervariasi dalam ukuran, durasi, dan area yang terkena dampak. Air selalu mengalir secara alami dari tinggi ke rendah.

Artinya di dataran rendah, banjir mungkin lebih cepat sebelum mencapai dataran tinggi. Banjir bisa terjadi secara tiba-tiba dan mereda dengan cepat. Tetapi beberapa hal terjadi selama beberapa hari atau bahkan lebih lama.

Penyebab Banjir Jakarta Menurut BMKG

Sumber : alinea.mmtc.ac.id

Menurut laporan, pada Sabtu (20/2/2021) DKI Jakarta dan banyak wilayah di sekitarnya terendam banjir. Hingga Sabtu sore, banjir belum mereda di beberapa lokasi. Akibatnya, ribuan keluarga terpaksa mengungsi dari pekerjaan yang ditawarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Tak hanya itu, di kawasan banjir, lalu lintas menjadi lumpuh karena banjir air mengganggu banyak jalan. Ingatkan warga ibu kota untuk waspada, karena mungkin masih akan turun hujan lebat hingga 25 Februari 2021.

Dwikorita Karnawati, Kepala Badan Meteorologi Iklim dan Geofisika (BMKG), mengatakan BMKG memprediksikan wilayah Jabodetabek akan mengalami hujan deras mulai 18-19 Februari 2021 dengan intensitas curah hujan antara 100-150 mm.

Dia mengatakan curah hujan tertinggi terjadi di Pasar Minggu dengan intensitas 226 mm / hari, 197 mm / hari di Sunter Hulu, 176 mm / hari di Halim, dan 154 mm / hari di Lebak Bulus.

Sabtu (20/2/2021),Dwikorita mengatakan, “Hujan biasanya terjadi pada malam hari, hingga dini hari, dan berlangsung hingga pagi. Ini momen kritis dan perlu diperhatikan.” Dwikorita mengingatkan, wilayah Jabodetabek masih berada pada puncak musim hujan, yang diperkirakan berlangsung mulai akhir Februari 2021 hingga awal Maret 2021.

Terkait kondisi cuaca pekan depan, BMKG memprediksikan hingga 25 Februari 2021 hujan deras termasuk petir dan angin kencang masih dapat terjadi di seluruh wilayah Indonesia.

Daerah yang mengalami hujan lebat adalah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Banten, DKI Jakarta, Kalimantan dan Sulawesi, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Devi Corita mengatakan: “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, namun tetap waspada dan memperhatikan dampak cuaca ekstrim seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan ombak besar.” Minggu depan (19- 24 Februari 2021), perlu diperhatikan peningkatan tinggi gelombang di beberapa perairan di Indonesia yaitu gelombang 2,5-4 meter (kategori tinggi).

Gelombang kemungkinan besar terjadi di perairan utara Sabang-Selat Malaka utara, perairan barat Lampung, Samudra Hindia barat Pulau Ngano, perairan selatan dari Jawa hingga NTB, selatan Bali-Lombok-Selat Alas, selatan Jawa Samudera Hindia sampai NTB.

Di Laut Natuna Utara, perairan Kepulauan Tarao, perairan Hamahela Utara, Samudra Pasifik Utara dari Hamahela hingga Papua Barat dapat terjadi gelombang antara 4-6 meter.

Terkait penyebab banjir, Guswanto, Wakil Menteri Meteorologi BMKG, mengatakan kondisi cuaca ekstrem di kawasan Jabod Tabek disebabkan oleh berbagai faktor, di antaranya Masuknya udara yang besar di Asia yang menyebabkan banjir. meningkat. Dari tanggal 18 hingga 19 Februari 2021, awan di bagian barat Indonesia terlihat lebat.

Gangguan atmosfer di wilayah ekuator (Rosby equator) menyebabkan kecepatan angin melambat, dan angin dari utara bertemu dan langsung menuju Jabodetabek, sehingga intensitasnya meningkat. Pembentukan awan hujan.

Ketidakstabilan udara dan tingkat kelembaban yang tinggi di sebagian besar wilayah Jawa Barat telah meningkatkan kemungkinan tumbuhnya awan hujan di Jabodetabek.

Di Australia bagian utara, keberadaan pusat tekanan rendah telah membentuk pola konvergensi di sebagian besar wilayah Pulau Jawa, yang juga membantu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di Jawa bagian barat, termasuk Jabodetabek.

Herizal, Wakil Menteri Klimatologi BMKG, menjelaskan musim hujan tahun 2020-2021 dipengaruhi oleh fenomena iklim global La Nina yang dapat meningkatkan curah hujan hingga 40%. Fenomena iklim di La Nina diperkirakan akan terus berlanjut hingga setidaknya Mei 2021.

Diperkirakan pada bulan Maret hingga April 2021 curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia masih berpotensi sedang hingga tinggi (200-500 mm / bulan).

Pada saat yang sama, sebagian besar wilayah Papua dan sebagian Sulawesi kemungkinan akan menerima curah hujan bulanan yang tinggi hingga sangat tinggi atau lebih dari 500 mm / bulan.

Diharapkan dari bulan Juni hingga Agustus, sebagian besar wilayah seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan dan Papua akan mencapai curah hujan sedang hingga rendah (20-150 mm / bulan).

Bulan September diperkirakan menjadi musim kemarau, dan bulan Oktober memasuki peralihan musim kemarau ke musim hujan, dan bulan November diharapkan kembali menjadi musim hujan.

Ia menambahkan, memperkirakan saat musim kemarau akan lebih basah dari musim normal, sehingga masih perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi hingga April 2021. Ia mengatakan: “Musim kemarau tahun ini tidak sekering musim kemarau biasanya, juga tidak sekering musim kemarau 2019.”

Baca juga : 10 Kesaksian Dari Para Korban Pesawat Jatuh yang Selamat

Penjelasan Anies Baswedan Atas Tergenangnya Jakarta

Sumber : megapolitan.kompas.com

Beberapa kawasan pemukiman elit di Jakarta terendam banjir. Salah satunya adalah Kemang di selatan Jakarta. Akibat banjir, banyak mobil yang terendam. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan, penyebab utama banjir tersebut adalah serangan di kawasan Kemang Tendean, Widya Candra dan sebagian Jalan Jenderal Sudirman di Jakarta. Agnès menuturkan, banjir terjadi akibat banjir di Sungai Krukuk.

Anis melanjutkan, hujan deras mengguyur ibu kota dan banyaknya daerah penyangga yang menyebabkan air terkirim ke Jakarta. Misalnya di Depok, Jawa Barat, air mengalir ke Jakarta lewat Kali Krukut.

Sementara itu, curah hujan lokal di wilayah Depok menyebabkan peningkatan drainase Sungai Crucut. Kapasitas sungai yang tidak berbanding lurus dengan perpindahan sehingga menyebabkan air meluap di kawasan pemukiman. Situasi ini semakin populer di kawasan elit Jakarta.

Anis mengatakan: “Kemarin banyak daerah yang tergenang air karena dilalui Kali Krukut, misalnya Kemang, Tendean, Vidya Kandla, bahkan Jalan Chandra Sudirman. Semuanya jauh dari Kali Krukut, Kali Krukut terlalu jauh.” Minggu ( 21/2 / 2021).

Meski begitu, sejak hujan berhenti mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu pagi ini, drainase sungai sudah kembali normal. Pengelolaan banjir juga telah dilakukan melalui banyak aspek kegiatan pemompaan.

Ia mengatakan: “Alhamdullilah, mulai luntur tadi malam, dan proses pemompaan dilanjutkan hingga subuh (Minggu) sehingga kita bisa berolahraga pagi ini, jalanan kering, dan kendaraan bisa lewat dengan lancar. Selain Sungai Krukuk, air yang kembali juga meliputi Sungai Ciliwung, Sunter, dan Persanggrahan. Mulai pagi ini, air mulai mengalir dengan normal.

Namun, masih ada air yang dikirim dari kawasan Tangerang ke Jakarta melalui Kali Angke. Agnès menuturkan, Kaliangke masih banyak menerima air sehingga sisi kiri dan kanan sungai masih terendam.

Anies menyimpulkan: “Di hulu Sungai Angke itu seperti bertemu dengan teman (reporter berita). Memang memang turun, tapi butuh waktu beberapa jam untuk sampai di Jakarta, semuanya dari Angke sampai Cengkareng.”

Dalam dua hari terakhir, banyak wilayah DKI di Jakarta yang dilanda banjir akibat curah hujan yang deras. Hingga Sabtu sore, 20 Februari 2021, banyak wilayah yang masih tergenang air.

Terkait kejadian ini, Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta, mengatakan hujan deras pada Sabtu pagi menyebabkan banjir di banyak wilayah Jakarta. Curah hujan yang tinggi menyebabkan kelebihan kapasitas pada sistem drainase.

Ia mengatakan, kapasitas sistem drainase Jakarta adalah 50 hingga 100 mm. Sehingga jika intensitas hujan melebihi 100 mm setiap hari maka akan terjadi genangan air.

“Kapasitas sistem drainase Jakarta berkisar antara 50 hingga 100 mm. Jika curah hujan melebihi 100 mm per hari pasti akan muncul genangan.” Pada Sabtu, 20 Februari 2021, Anis Baswedan (Aanis Baswedan) Stasiun Pengawas Pintu Air Manggarai kata.

Anies Baswedan mengatakan, berdasarkan data yang dihimpun BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), air hujan dengan intensitas lebih dari 150 mm menyapu Jakarta pada Sabtu pagi.

Berdasarkan catatan BMKG, curah hujan di kawasan Pasar Minggu mencapai 226 mm, curah hujan di kawasan Sunter Hulu 197 mm, curah hujan di kawasan Halim 176 mm, dan curah hujan di Lebak Bulus 154 mm.

“Berdasarkan catatan BMKG, curah hujan maksimum mencapai 226 mm di Pasar Minggu, 197 mm di Sunter Hulu, 176 mm di Halim, dan 154 mm di Lebak bulus. Semua angka di atas 150 itu kondisi ekstrim,” kata Anies Baswedan.

Anies Baswedan mengatakan jika saat ini ditemukan banyak genangan air, itu wajar. Selain itu, Pemprov DKI masih bersiaga dan menunggu kiriman air dari hulu Bogor dan Depok. “Air yang dikirim dari hulu (Bogor) dan wilayah tengah (Depok) kini mengalir ke Jakarta. Dikatakannya, selama perjalanannya, hal ini tentu akan berdampak pada sekitarnya.

Salah satu daerah yang terkena dampak paling parah adalah Meruya Utara. Sedikitnya 125 warga RW 05 Kelurahan Meruya Utara mengungsi akibat banjir di Jomas RT 08/05 Jakarta dan Jalan Raya Meruya Ilir, Jakarta Barat.

LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Astronotika Nasional) memprediksi hujan deras akan mengguyur wilayah DKI Jakarta pada dini hari, bahkan mungkin pada Minggu, 21 Februari 2021. Prakiraan cuaca ini tidak hanya berlaku untuk wilayah Jakarta saja, tetapi juga berlaku untuk wilayah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi dan Karawang.

Baca juga : Pernyataan Anies Baswedan Usai Jakarta Kebanjiran

Tanggapan Walikota Bogor Atas Banjir di DKI Jakarta

Sumber : tribunnews.com

Bima Arya, Wali Kota Bogor, Jawa Barat, mengatakan kawasan hulu, yakni Bogor, kerap dituding sebagai penyebab banjir di Jakarta. Menurut dia, banyak faktor penyebab banjir di Ibu Kota, tidak hanya karena meluapnya air di Bogor.

“Aliran air dari hulu menjadi salah satu penyebab banjir di Jakarta, namun jika ketinggian air bendung Katulampa adalah Siaga1. Kemarin (20/1) Sabtu, ketinggian air bendung Katulampa hanya di Siaga3, “Bima Arya menjawab pertanyaan wartawan di Kota Bogor, Selasa (21/2).

Wartawan meminta tanggapan atas penyebab banjir di Jakarta. Menurut Bima Arya, wilayah tertentu di Jakarta sudah terendam banjir. Artinya, volume air di Jakarta sudah tinggi.

Ia mengatakan, perbincangan di hulu tidak hanya membahas air yang diangkut dari Bogor, tapi juga membahas kondisi Qiliong River Basin (DAS) dari hulu hingga hilir di Jakarta.

Ia mengatakan: “Penyebab banjir di Jakarta antara lain juga dipengaruhi oleh kondisi di DAS Ciliwung yang mengarah ke Jakarta, di mana banyak rumah ilegal dibangun, banyak sampah dan limbah, dan pendangkalan,” katanya.

Menurut Bima, pihaknya melakukan ekspedisi Ciliwung dari Kota Bogor, Jakarta ke Pintu Air Manggarai di Jakarta sejak 10-11 November 2020. Ia telah menyurati Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Ia mengatakan: “Dalam surat tersebut kami komunikasikan hasil ekspedisi Ciliwung, yang menunjukkan bahwa penanganan Cekungan Ciliwung tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi harus bersatu, komprehensif dan terintegrasi.”

Ia mengatakan, persoalan banjir di Jakarta tidak bisa diselesaikan secara sepihak dalam waktu singkat, melainkan harus diselesaikan bersama dari hulu hingga hilir, dan butuh proses yang lama. Ia mengatakan: “Selama musim hujan, penanganan masalah banjir Jakarta tidak bisa sementara.”

Aria mengatakan, masalah banjir di Jakarta tidak bisa diselesaikan secara sepihak dalam waktu singkat. Menurutnya, persoalan ini harus diselesaikan bersama dari hulu hingga hilir, dan butuh proses lama.

Ia mengatakan: “Selama musim hujan, penanganan masalah banjir Jakarta tidak bisa sementara.” Menurut dia, banjir besar yang melanda Jakarta belakangan ini belum tentu akibat meluapnya Bogor. Ia mengatakan, berdasarkan pantauan, volume air di Jakarta sudah tinggi dan banjir menggenangi sebelum menerima air dari hulu.

“Hulu aliran air menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di Jakarta, tapi kalau ketinggian air bendung Katulampa adalah Siaga1. Kemarin (20/1), ketinggian air bendung Katulampa baru Alarm 3,” kata Bima .

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, meluapnya wilayah hulu (Bogor dan Depok) menjadi penyebab banjir di Jakarta.

Sebelumnya, saat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memeriksa pintu air Manggarai Jakarta pada Sabtu (20/2), banjir Jakarta menjadi salah satu penyebab meluapnya air di hulu (dari Bogor dan kawasan utara), Area pusatnya adalah Depok.

Berdasarkan data pada bpbd jakarta, pada Sabtu (20/2) pagi, tinggi muka air (TMA) di Bendung Katulampa Bogor adalah 60 cm atau Siaga 4. Sedangkan, TMA di beberapa pintu air di Jakarta ada yang Siaga 1 dan Siaga 2, yakni di Pintu Air Karet, pada Sabtu (20/2) pada Sabtu pagi tercatat Siaga I, di Pintu Air Angke Hulu Siaga I, serta di Pintu Air Sunter Siaga I.